Kanker Leher Rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim (serviks). Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi 95% kasus ditemukan HPV (Human Pappilomavirus) positif. Kanker Leher Rahim merupakan kanker peringkat pertama angka kejadian kanker di Indonesia. Rata-rata insidensi kanker serviks adalah umur 52 tahun dengan distribusi kasus paling banyak adalah antara umur 35-39 tahun dan 60-64 tahun.
Gejala pada tahap pre kanker (dini) biasanya belum jelas, biasanya hanya berupa gejala keputihan yang tidak khas. Pada tahap selanjutnya dapat ditemukan gejala seperti :
• Perdarahan sesudah senggama
• Keputihan/cairan encer berbau
• Perdarahan di luar siklus haid
• Perdarahan sesudah menopause
• Nyeri daerah panggul
Bagaimana cara mendeteksi Kanker Leher Rahim?
Pap smear merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang bersifat prekanker pada daerah leher rahim.
Apa saja persiapannya?
• Pemeriksaan dilakukan di luar masa haid.
• Baiknya tidak dalam kehamilan
Pap Smear dilakukan dengan mengusap spatula atau semacam kuas celak berbulu lembut untuk mengambil sel-sel dinding leher rahim yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop untuk melihat kondisi sel-sel dinding leher rahim. Proses ini tidak menyakitkan dan tidak rumit hanya 1-2 menit saja.
Siapa saja yang perlu dilakukan Pap Smear ?
• Semua wanita yang sudah melakukan aktivitas seksual secara aktif seperti sudah menikah terutama usia 30-50 tahun.
Kapan Dilakukan Pap Smear?
• 3 tahun sekali apabila hasil test normal atau tidak melakukan aktivitas seksual secara aktif.
• 2 tahun sekali bagi wanita dengan usia 65 tahun keatas dan setiap tahun apabila didapatkan hasil pap smear yang abnormal.
• 1 tahun sekali bagi wanita yang sudah diangkat rahimnya dengan hasil pap smear abnormal atau terdapat kanker saluran genital bawah lainya.
• Apabila terdapat hasil yang abnormal, dilakukan pemeriksaan ulang dalam 4 bulan.
Sumber :
1. Berek JS. Berek & novak’s Gynecology. 14 ed: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
2. Kanker Serviks di Indonesia. Jakarta: Ikatan Peduli Kanker Serviks Indonesia; 2012.
3. FK.Unpad. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP dr. Hasan Sadikin. Bagian Kedua (Ginekologi).
NR